Jakarta, kalduikan Indonesia
—
Toyota
Indonesia mendukung rencana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang membuka peluang menurunkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tahun depan. Saat ini pengenaan tarif
PPN
pada produk kendaraan bermotor berkisar 11-12 persen.
“Ya bagus, jadi menurut saya harus dipelajari,” kata Bob Azam Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di ICE BSD, Rabu (15/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bob menilai penurunan PPN berpotensi memunculkan efek positif pada perekonomian, sehingga mengerek pendapatan pemerintah pada sektor pajak.
“Bahwa dengan penurunan PPN itu bisa men-create ekonomi seperti apa. Yang akhirnya men-create revenue kepada pemerintah dan income pemerintah naik. Sebenernya kan itu pemikirannya Pak Purbaya ya,” kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka dari itu, ia menyambut baik peluang yang diusulkan Purbaya. Baginya kenaikan pajak tidak selalu berbanding lurus dengan naiknya pendapatan, sedangkan hal sebaliknya justru mendorong aktivitas perekonomian yang berujung pada pemasukan negara menjadi lebih tinggi.
“Seperti yang jadi opini kami sudah lama gitu. Tidak selalu menaikkan tax rate menaikkan revenue. Dan tidak selalu menurunkan tax rate itu menurunkan revenue,” kata Bob.
Rencana Purbaya menurunkan PPN juga dianggap dapat menyelamatkan industri otomotif yang sedang kepayahan, karena penjualan menurun.
Penjualan pada sektor otomotif Tanah Air saat ini sedang melambat disepanjang 2025. Bagi produsen dan asosiasi, kondisi itu terjadi akibat lemahnya perekonomian dalam negeri sehingga berdampak kepada data beli masyarakat.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penurunan pasar mobil pada September 2025 mencapai 12,2 persen dibandingkan bulan serupa 2024 yang mencapai 72.601 unit. Sedangkan wholesales anjlok 15,1 persen pada September dibanding September 2024.
Secara akumulasi, penjualan retail Januari-September 2025 terkoreksi 10,9 persen menjadi 585.917 unit dari tahun lalu, sementara wholesales melorot 11,3 persen menjadi 561.819 unit untuk periode yang sama dibandingkan 2024.
Sementara itu Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat, pengiriman roda dua ke tiap dealer selama Januari-September 2025 berhenti pada angka 4.836.891 unit.
Angka itu sedikit lebih kecil ketimbang Januari-September 2024 dengan perolehan 4.872.496 unit.
Purbaya sebelumnya membuka peluang menurunkan tarif PPN tahun depan, sembari melihat situasi perekonomian dan penerimaan negara sampai akhir 2025.
“Kami akan lihat seperti apa akhir tahun ekonomi seperti apa, uang yang saya dapati seperti apa sampai akhir tahun,” kata dia dalam konferensi pers APBN Kita di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (12/10).
Bagi Purbaya bila tarif PPN turun, dampaknya bisa mendongkrak daya beli masyarakat.
(ryh/dmi)
[Gambas:Video kalduikan]
Baca lagi: Trump Cari Dana Darurat Buat Gaji FBI saat AS 3 Pekan Shutdown
Baca lagi: Katy Perry dan Justin Trudeau, Beneran Suka atau Cuma Puber Kedua?
Baca lagi: The Komdigi Bakti Competition registration was extended until 31 October