ObjectRight

Siapa Carlo Acutis dan Kenapa Bisa Jadi Santo Milenial Umat Katolik?

Situs News Indoesia Alternatif Informasi Berita Viral Terbaru

Jakarta, kalduikan Indonesia

Carlo Acutis resmi dinobatkan sebagai santo atau orang suci umat Katolik dalam kanonisasi pada Minggu (7/9).
Kanonisasi yang digelar di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, itu dipimpin oleh
Paus Leo XIV
.
Kanonisasi Carlo sebelumnya direncanakan pada 27 April. Namun, prosesi ini ditunda karena paus Fransiskus meninggal dunia.
Carlo sendiri telah meninggal dunia di usia 16 tahun pada 2006 akibat leukemia.
Kanonisasi adalah proses di mana Gereja Katolik secara resmi mengakui dan menyatakan seseorang yang telah meninggal sebagai orang kudus atau santo. Proses berjalan melalui serangkaian penyelidikan mendalam tentang kehidupan, kebajikan, dan terutama mukjizat yang muncul dari sosok orang suci tersebut.
Siapa Carlo Acutis?
Carlo adalah remaja kelahiran London, Inggris, pada 3 Mei 1991. Ia putra dari pasangan kaya, Andrea Acutis dan Antonia Salzano.
Carlo menghabiskan sebagian besar hidup di Milan, Italia, setelah ayahnya menjadi pemimpin sebuah firma asuransi di Italia.
Menurut sang ibunda, Carlo merupakan remaja laki-laki “normal” yang menyukai olahraga dan gemar bercanda.
Dilansir dari
kalduikan
, berdasarkan keterangan ibunya, Salzano, Carlo sejak kecil memiliki budi pekerti luhur. Ia akan maju membela kawannya apabila mereka dirundung. Ia juga akan menyisihkan uangnya untuk diberikan kepada orang miskin yang ditemui di jalan.
Dikutip dari
Catholic News Agency
, Carlo sejak kanak-kanak sudah memperlihatkan “bakat” yang luar biasa tentang religiusitas. Setelah menerima komuni pertama di usia 7 tahun, dia berkata pada ibunya untuk “selalu hidup bersama dan di dalam Yesus.”
Selama sekolah, Carlo dikenal sebagai sosok yang jago coding. Lewat keterampilan digital, dia menciptakan pengarsipan terkait mukjizat di situs web.
“[Kehidupan Carlo] menunjukkan internet bisa digunakan untuk kebaikan, untuk menyebarkan hal-hal baik,” kata Salzano, dikutip New York Times.
Teman-teman dekat atau kawan sekolahnya juga memberi kesaksian yang tak jauh beda. Sebagai pribadi yang terbuka, Carlo tidak segan bicara tentang kedekatan dengan Tuhan kepada siapa saja. Hal yang mungkin tidak lazim untuk remaja sepantaran dia.
Bersambung ke halaman berikutnya…

Baca lagi: Angga Sasongko: 72 Persen Pasar Bioskop RI Dikuasai Film Lokal

Baca lagi: Penampakan Immersive Tunnel Fancy Luna Maya-Maxime di Resepsi Jakarta

Baca lagi: Netanyahu Minta Warga Gaza Mengungsi Sebelum Serangan Mematikan Israel

Exit mobile version