Surabaya, kalduikan Indonesia
—
Program Makanan Bergizi Gratis (
MBG)
di
Tuban
, Jawa Timur, jadi sorotan setelah seorang siswa SDN Desa Compreng, Kecamatan Widang, diduga menemukan ulat dalam menu makan siang yang didapatkannya.
Dalam video berusia 21 detik yang beredar, terlihat seekor ulat berada di atas potongan sayur pada menu mi dalam MBG yang diterima salah satu siswa. Rekaman itu pun beredar di media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Kecamatan Widang mengonfirmasinya, dan turun tangan langsung untuk menangani hal tersebut.
Camat Widang, Suwarno, mengatakan ulat yang ditemukan itu sudah dalam keadaan mati, karena ikut termasak.
“Iya benar, hanya di salah satu menu,” kata Suwarno, Rabu (24/9).
Ia menegaskan ulat itu hanya ditemukan pada satu menu MBG saja. Meski begitu, pihak kecamatan langsung mengganti menu makan program presiden itu dengan yang baru.
“Menunya sudah diganti saat itu juga dan itu terjadi di satu menu MBG,” ujarnya.
Suwarno pun mengingatkan pihak penyedia makanan agar lebih teliti dan berhati-hati dalam proses pengolahan. Serta mengevaluasi agar kualitas program tetap terjaga.
“Kadang ada kelalaian. Tapi sejak awal sudah kita ingatkan untuk berhati-hati,” katanya.
Sejak dilaksanakan pada awal Januari lalu, program MBG terus mendapatkan sorotan karena temuan kasus dari mulai menu yang diduga gizinya tak sesuai, temuan hewan, busuk atau basi, hingga kasus keracunan yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Semua permasalahan itu pun mendorong pemerintah agar menyetop dan mengevaluasi MBG.
Merespons hal itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan akan menunggu arahan Presiden RI Prabowo Subianto.
“Saya ikut arahan Presiden, tidak berani mendahului,” ujar Dadan kepada wartawan, Rabu (24/9).
Dadan belum bisa memastikan kapan pihaknya akan membahas MBG bersama Prabowo. Dia mengaku masih menunggu kabar.
(frd/kid)
[Gambas:Video kalduikan]
Baca lagi: 7 craft ideas from used clothes, can also study at Eco Future Fest
Baca lagi: DNA Babi hingga Reagen Lokal, LPPOM Ungkap Beragam Riset di GhaS 2025