ObjectRight

Rich Brian Soroti Area Kampus Unisba dan Unpas Ditembak Gas Air Mata

Situs News Indoesia Alternatif Informasi Berita Viral Terbaru

Jakarta, kalduikan Indonesia

Rich Brian
ikut bereaksi atas penembakan gas air mata di area kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) pada Selasa (2/9) dini hari.
Rapper asal Indonesia yang berkarier di Amerika Serikat itu membagikan peristiwa tersebut lewat unggahan di Instagram Story pada Selasa (2/9).
“Tadi malam, militer dan polisi menyerang kampus di Bandung, menyerang mahasiswa di kampus (termasuk perempuan), satpam, dan tim medis,” ujar
Rich Brian
.
“Ini terjadi setelah presiden menyatakan semua polisi yang terluka ketika aksi demonstrasi akan dapat kenaikan pangkat ‘luar biasa’,” lanjutnya.
“Ini serangan tanpa provokasi, tidak ada protes. Inilah yang terjadi saat eskalasi dibalas dengan imbalan,” pungkas Rich Brian.
kalduikanIndonesia.com
telah meminta izin kepada Rich Brian untuk mengutip unggahan tersebut.
Situasi di Bandung kembali memanas setelah polisi menembakkan gas air mata di area kampus Unisba dan Unpas hingga terlibat bentrok dengan kelompok mahasiswa pada Selasa (2/9) dini hari.
Kejadian itu terekam hingga ramai tersebar di media sosial. Sejumlah video menampilkan gas air mata ditembakkan hingga masuk ke area kampus.
Polda Jawa Barat menyatakan penembakan gas air mata dipicu oleh kelompok anarko di Jalan Tamansari, kemudian merembet ke kampus Unisba dan Unpas.
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Hendra Rochmawan mengatakan peristiwa bermula saat patroli skala besar TNI-Polri menemukan tumpukan batu, kayu serta bekas bakar-bakaran ban di jalan tersebut.
“Dan di saat yang sama ada sekelompok orang memakai baju hitam dan diduga sebagian besar adalah anarko, mereka itulah yang awalnya menutup jalan dan membentuk blokade di Tamansari,” kata Hendra kepada wartawan, Selasa (2/9).
Pihak Unisba dan Unpas kemudian mengklaim tidak ada aparat dari unsur TNI maupun Polri yang merangsek masuk kampus saat kericuhan terjadi di Jalan Tamansari, pada Senin (1/9) malam.
Pada kericuhan yang terjadi sekitar pukul 23.30 WIB itu, muncul narasi di media sosial yang menyebutkan tim patroli gabungan TNI Polri masuk ke dua kampus tersebut.
“Sepanjang pantauan saya, baik melalui laporan maupun langsung saya lihat di CCTV di sini, saya lihat pantauan di sini, kami tidak melihat aparat kepolisian walaupun berpakaian preman masuk ke area kampus,” kata Rektor Unisba, Harits Nu’man, saat memberikan keterangan pers di Unisba, Selasa (2/9).
“Itu murni semuanya demonstran, ya saya sebutkan, pendemo, yang tadi di-sweeping masuk ke area kampus,” sambungnya.
Gelombang demonstrasi terjadi di berbagai wilayah Indonesia bermula dari protes kebijakan tunjangan bagi anggota DPR, ditambah dengan sikap dan pernyataan anggota dewan yang dianggap tidak peka terhadap situasi rakyat Indonesia yang terhimpit ekonomi.
Tewasnya Affan Kurniawan kemudian membuat berbagai kelompok sipil menuntut reformasi kepolisian, pembentukan tim investigasi kematian Affan, tidak ada kriminalisasi demonstran, transparansi anggaran untuk anggota dewan, pemeriksaan anggota dewan yang bermasalah, pemecatan kepada kader partai yang tidak etis, dialog publik bersama mahasiswa dan masyarakat sipil.
Selain itu ada juga tuntutan untuk pembebasan demonstran yang ditahan, penghentian tindakan represif oleh kepolisian dan penaatan SOP pengendalian massa, transparansi proses hukum terhadap pelanggaran HAM, hingga menuntut setop campur tangan militer dalam keamanan, dan upah layak untuk butuh serta pencegahan PHK massal.
Namun aksi ini dimanfaatkan sejumlah massa tak dikenal untuk memicu kerusuhan dan perusakan bangunan dan fasilitas publik di berbagai kota.
[Gambas:Video kalduikan]
Presiden Prabowo pada 29 Agustus 2025 memberikan sejumlah pernyataan, mulai dari mengajak masyarakat menyampaikan aspirasi dengan cara damai, pelaku anarkisme dan penjarahan bisa ditindak tegas, meminta polisi dan tentara melindungi masyarakat, transparansi pelanggaran oleh polisi.
Kemudian ada penonaktifan anggota dewan yang membuat pernyataan keliru, pimpinan DPR mencabut tunjangan anggota dan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri, pimpinan DPR akan mengundang tokoh masyarakat dan mahasiswa untuk berdialog, serta meminta masyarakat untuk tetap tenang dan menjaga persatuan.
Tak lama kemudian, sejumlah anggota dewan dinonaktifkan sebagai anggota DPR oleh partai setelah dianggap membuat masyarakat marah dengan pernyataan mereka, yakni Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari Partai NasDem, Uya Kuya dan Eko Patrio dari PAN, dan Adies Kadir dari Golkar.
(frl/end)

Baca lagi: Isu Baki Impor MBG, LPPOM Dorong Pemeriksaan Total Halal dan Thayyib

Baca lagi: Link Live Streaming Indonesia vs Australia di Piala AFF Putri U-16

Baca lagi: 7 victims died in a wave of demonstrations 25-31 August

Picture of content

content

You may also like