Jakarta, kalduikan Indonesia
—
Indonesia dan
Jepang
bersama-sama melepaskan diri dari dominasi mata uang
dolar AS
, termasuk dalam transaksi US$5,1 miliar atau setara Rp82,9 triliun (asumsi kurs Rp16.258 per dolar AS).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan kedua negara beralih menggunakan Local Currency Transaction (LCT) dalam urusan perdagangan maupun investasi. Ini membuat Indonesia dan Jepang sepakat menyelesaikan transaksi menggunakan rupiah atau yen.
“Nilainya hingga Juli tahun ini (2025) mencapai US$5,1 miliar (Rp82,9 triliun). Kami menggunakan sistem bilateral cross-border, langsung antara rupiah dan yen,” ungkapnya dalam High Level Campaign LCT & Launching QRIS Cross Border Indonesia-Jepang di YouTube BI, Senin (25/8).
“Transaksi mata uang lokal (LCT) Indonesia-Jepang sudah menjadi nomor dua (terbesar) setelah China,” klaim Perry.
Besarnya realisasi transaksi LCT itu ditopang oleh aktivitas ekspor dan impor antara kedua negara. Kendati demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo tak mau berpuas diri.
Ia menegaskan Bank Indonesia ingin melangkah lebih jauh, termasuk dengan menggabungkan LCT dengan pembayaran lintas batas. Perry menegaskan terobosan baru itu tercermin dalam implementasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Jepang.
Menurutnya, langkah tersebut sebagai upaya membangun ekonomi digital yang lebih inklusif. Salah satu yang menjadi perhatian utama BI adalah kelangsungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung Indonesia.
“Ini adalah babak baru, yaitu transaksi mata uang lokal dan interkonektivitas lintas batas dari sistem pembayaran (QRIS). Lebih dari itu, juga menghubungkan ke pasar uang dan transaksi keuangan,” tegas Perry.
Kerja sama Local Currency Transaction antara Indonesia dan Jepang disepakati pada 2019, lalu mulai diimplementasikan sejak 2020. Transaksi langsung dalam bentuk rupiah dan yen menghilangkan ketergantungan pada mata uang pihak ketiga, sehingga menekan biaya konversi valuta asing dan meningkatkan efisiensi.
Nilai transaksi LCT terbaru antara Indonesia dan Jepang yang diungkap Perry Warjiyo meningkat dibandingkan periode yang sama di 2024. Kala itu, realisasinya baru US$2,23 miliar.
Pengguna LCT juga terus bertambah dengan nilai rata-rata 2.072 nasabah per bulan pada 2025. Jumlahnya lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 1.360 nasabah per bulan.
[Gambas:Video kalduikan]
(skt/pta)
Baca lagi: Apa Alasan Indonesia vs Kuwait Batal?
Baca lagi: No kidding, here are 8 amazing benefits of drinking ginger boiled water
Baca lagi: Kasus Kematian Brigadir Esco, Ada Luka Hantam Benda Tumpul