Dolar Menguat antara Tengah Kekhawatiran Pandemi, Inflasi AS jadi Fokus

Dolar Menguat antara Tengah Kekhawatiran Pandemi, Inflasi AS jadi Fokus Dolar Menguat antara Tengah Kekhawatiran Pandemi, Inflasi AS jadi Fokus

New York – Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya atas akhir perdagangan Senin (12/7) atau Selasa pagi WIB karena kekhawatiran tentang pandemi mendorong pemilik uang akan mencari tempat yang aman saat mereka menunggu lebih banyak petunjuk tentang pemulihan ekonomi global.

Dengan pasar bahwa sangat sensitif terhadap pembicaraan tentang tapering (pengurangan pembelian obligasi) lebih awal, data inflasi AS akan Selasa waktu sealam bagi diawasi atas ketat menjelang kesaksian oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan Rabu (14/7/) bersama Kamis (15/7).

“Kehati-hatian pasar menguasai awal pekan ini membebani sentimen risiko mengiringi mendorong dolar AS,” kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington.

Laporan ketimbang seluruh dunia tentang lonjakan infeksi varian virus corona Delta terus merugikan selera investor terhadap aset-aset berisiko.

Investor bagi melihat data inflasi AS hadapan Selasa waktu sealam dengan kesaksian ekonomi Ketua Federal Reserve Jerome Powell hadapan Rabu (14/7/2021) dengan Kamis (15/7/2021) ketika mereka menaksir ekspektasi bagi The Fed menurut memutar kembali stimulus segera sehabis tahun ini, kata Manimbo.

“Laporan yang lebih panas kemungkinan akan meningkatkan imbal hasil obligasi pemerintah lagi dolar serta membawa percakapan tapering Fed kembali ke garis depan,” Ronald Simpson, direktur pelaksana, analisis mata uang global di Action Economics, mengatakan terdalam sebuah catatan.

Indeks dolar bahwa mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, naik 0,1 persen dengan 92,264. Indeks tetap mendekati level terluhur tiga bulan di 92,844 bahwa disentuh minggu lantas.

Dolar Australia sering dipandang sebagai proksi risiko yang likuid melemas 0,17 persen.

Sterling jatuh karena Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diperkirakan atas mengonfirmasi rencana demi menghapus nyaris semua pembatasan COVID-19 akan tersisa hadapan Inggris mulai 19 Juli, meskipun ada lonjakan kasus ke tingkat akan tidak terlihat semasih berbulan-bulan.

Pound merosot 0,22 persen menjadi 1,3879 dolar AS.

Sementara itu, bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC) mengatakan China bagi memangkas jumlah uang tunai akan kudu dipertahankan bank-bank sebagai cadangan, melepaskankan sekitar satu triliun yuan (150 miliar dolar AS) kedalam likuiditas jangka bujur demi mendukung pemulihan ekonomi pasca-COVID akan mulai kehilangan momentum.

“Meskipun disambut tidak marah, langkah itu pula menandakan bahwa pihak berwenang khawatir tentang prospek pertumbuhan China, jadi ini berita yang beragam,” kata Marshall Gittler, kepala riset investasi demi BDSwiss Holding.

Dolar Kanada diperdagangkan sekitar 0,1 persen lebih rendah cukup 1,2462 terhadap greenback, atau 80,22 sen AS.

Investor menantikan pengglobalan suku bunga ketimbang bank sentral Kanada (Bank of Canada) cukup Rabu (14/7/2021) kepada melihat apakah bank sentral bagi mengglobalkan perlambatan pembelian asetnya.

Mata uang kripto berada kedalam kondisi berdeging atas Bitcoin turun sekitar 3,4 persen pada 33.109,25 dolar AS berikut Ether jatuh 5,2 persen pada 2.028,54 dolar AS. (Antara)