Kondisi daging tumbuh di gusi mungkin membuat Anda khawatir, terlebih bila disertai rasa nyeri, bengkak, atau perubahan pada jaringan mulut. Meski sebagian besar kasus bersifat jinak, tidak semua benjolan bisa diabaikan. Maka penting untuk mengenal penyebab, gejala, hingga solusi medis yang tepat untuk mengatasinya.
Daging tumbuh di gusi adalah kondisi di mana terdapat benjolan atau jaringan ekstra pada area gusi. Pertumbuhan ini bisa bersifat jinak atau menjadi tanda adanya gangguan kesehatan gigi dan mulut, seperti infeksi, iritasi kronis, atau bahkan tumor jinak. Biasanya daging tumbuh muncul sebagai respons dari tubuh terhadap kerusakan jaringan atau iritasi yang berlangsung lama.
Beberapa penyebab daging tumbuh di gusi dapat tergolong ringan, namun ada pula yang memerlukan perhatian medis serius. Berikut penjelasannya:
Polip pulpa terjadi saat jaringan lunak di dalam gigi mengalami infeksi karena gigi berlubang parah. Jaringan ini bisa tumbuh keluar dari lubang gigi dan terlihat seperti daging tumbuh di gusi. Biasanya polip pulpa tidak terlalu sakit, namun bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan pembengkakan gusi.
Tumor jinak seperti epulis, granuloma piogenik, dan fibroma juga bisa memicu pertumbuhan jaringan baru di gusi. Meskipun tidak bersifat kanker, tumor ini tetap perlu diperiksa dan mungkin diangkat untuk mencegah gangguan lebih lanjut, terutama jika menyebabkan pendarahan atau nyeri.
Infeksi yang tidak tertangani pada akar gigi dapat membentuk abses, yakni kantong nanah yang bisa menyebabkan gusi membengkak dan membentuk jaringan tambahan. Abses gigi sering disertai gejala nyeri berdenyut, bau mulut, dan demam. Kondisi ini memerlukan penanganan segera agar infeksi tidak menyebar.
Polip ini muncul sebagai respons terhadap iritasi atau trauma berulang, misalnya karena kawat gigi, gigi palsu, atau menyikat gigi terlalu keras. Meski umumnya tidak berbahaya, polip sebaiknya diperiksa dan bisa diangkat jika mengganggu.
Daging tumbuh di gusi biasanya disertai gejala-gejala lain yang bisa menjadi petunjuk penyebabnya. Berikut beberapa gejala umum yang sering menyertai kondisi ini:
Tidak semua daging tumbuh di gusi bersifat berbahaya, namun beberapa kondisi bisa menjadi indikasi masalah serius. Bila daging tumbuh disebabkan oleh infeksi atau tumor, maka perlu penanganan medis untuk mencegah komplikasi. Bahkan pada kasus tumor jinak pun, tindakan pembedahan ringan sering kali dibutuhkan untuk menghindari pertumbuhan yang lebih besar.
Penanganan daging tumbuh di gusi tergantung pada penyebabnya. Berikut beberapa opsi pengobatan yang umum dilakukan:
Jika penyebabnya adalah infeksi, seperti abses gigi, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri dan meredakan pembengkakan.
Untuk polip atau tumor jinak, dokter gigi mungkin akan menyarankan tindakan pengangkatan dengan prosedur pembedahan lokal. Proses ini cukup sederhana dan dilakukan dengan anestesi lokal.
Jika daging tumbuh berasal dari polip pulpa, maka perawatan saluran akar perlu dilakukan untuk membersihkan infeksi dan menyelamatkan struktur gigi yang tersisa.
Bila daging tumbuh terjadi akibat iritasi dari gigi tiruan atau kawat gigi, maka penyesuaian alat akan diperlukan agar tidak menyebabkan trauma berulang pada gusi.
Langkah pencegahan sangat penting agar kondisi ini tidak terulang kembali. Berikut beberapa tips menjaga kesehatan gusi Anda:
Segera temui dokter gigi jika Anda mengalami:
Semakin cepat kondisi ini diperiksa, semakin besar peluang penyembuhannya tanpa komplikasi serius.
Daging tumbuh di gusi apakah berbahaya? Jawabannya tergantung pada penyebabnya. Sebagian besar kasus bersifat jinak dan bisa diatasi dengan perawatan yang tepat. Namun, bila daging tumbuh di gusi disebabkan oleh infeksi atau pertumbuhan jaringan abnormal, maka harus segera diperiksa oleh dokter gigi. Jangan menunda pemeriksaan karena penanganan dini akan memberikan hasil yang lebih baik. Jagalah kesehatan mulut Anda dan konsultasikan setiap keluhan pada tenaga medis yang kompeten.
Baca Juga: Ciri-Ciri Kulit Wajah yang Sehat: Panduan untuk Kulit Lebih Cerah