Bandung, kalduikan Indonesia
—
Kericuhan melanda Kota Bandung saat aparat kepolisian menembakkan gas air mata kepada sekelompok orang dan mahasiswa di jalan Tamansari, Senin (1/9) malam.
Kepala Unit Keamanan Kampus Universitas Pasundan Rosyid mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 23.30 WIB.
Rosyid mengatakan sempat ada blokade yang dilakukan mahasiswa dengan sekelompok orang lainnya, di jalan Tamansari, untuk menghadang aparat keamanan. Blokade berbentuk pembakaran ranting kayu.
Massa kemudian dipukul mundur oleh jajaran kepolisian yang datang dari arah Wastu Kencana.
Saat massa berdatangan, pihak keamanan langsung membuka pagar kampus untuk mengevakuasi massa yang di antaranya mahasiswa dan sekelompok orang lainnya.
“Ini Unpas memang menjadi titik kumpul dan titik evakuasi. Di sini saya kan membuka gerbang itu perintah pimpinan, kemanusiaan dibuka aja enggak apa-apa” ungkap Rosyid saat ditemui di Unpas Tamansari, Selasa (2/9).
Rosyid menuturkan pada malam kemarin itu, ada tembakan gas air mata yang bersumber dari aparat keamanan. Ia menyebut ada puluhan tembakan ke dalam Unpas yang diketahuinya.
“Ada 48 tembakan,” ucapnya.
Rosyid pun bersama dengan petugas keamanan dalam Unpas, mengamankan sisa proyektil peluru gas air mata yang didapat di Unpas. Saat ini bukti tersebut masih berada di pihak keamanan Unpas.
Saat kejadian kata Rosyid ada belasan massa terdiri dari sekelompok orang dan mahasiswa Unpas, yang terdampak akibat tembakan gas air mata. Rosyid menyebut ada 12 orang yang pingsan akibat sesak menghirup asap dari gas air mata.
“Ada 12 yang pingsan,” katanya.
Rosyid menegaskan, sepengetahuannya tidak ada provokasi yang dilakukan oleh sekelompok massa dan mahasiswa yang ada di dalam Unpas saat kejadian.
“Yah paling teriakan saja,” katanya.
[Gambas:Instagram]
Salah seorang pedagang kopi yang ada di sebelah kampus Unpad, Mumu menuturkan ia tidak mendapati adanya massa yang melakukan pelemparan bom molotov kepada aparat.
“Kalau batu dan teriakan-teriakan memang ada,” katanya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan malam tadi memang jajaran TNI Polri melakukan patroli skala besar di Jalan Tamansari. Saat patroli dilakukan didapati adanya tumpukan batu, kayu, serta bakar-bakaran ban di jalan.
“Pada saat yang sama, muncul sekelompok orang berpakaian hitam yang diduga merupakan kelompok anarko. Mereka inilah awalnya yang menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari sambil anarkis,” katanya.
Hendra mengatakan tim pun kemudian turun melakukan pengamanan.
“Mereka secara khusus merancang skenario provokatif dengan tujuan memancing petugas agar mundur ke arah kampus Unisba, sehingga seolah-olah aparat menyerang kampus,” katanya.
Hendra mengatakan tim gabungan pun terus lakukan penyisiran di Jalan Tamansari. Namun saat yang bersamaan ada pelemparan bom molotov kepada tim patroli.
“Tim kemudian menembakkan gas air mata ke jalan raya, namun tertiup angin hingga ke arah parkiran Unisba. Inilah yang kemudian dijadikan bahan provokasi oleh kelompok anarko, untuk membenturkan mahasiswa dengan petugas,” katanya.
Hendra membantah soal adanya narasi tim patroli masuk kampus dan membawa senjata peluru karet. ” Mereka membuat framing di media sosial melalui akun-akun mereka bahwa petugas masuk ke kampus, membawa senjata peluru karet, dan menembakkan gas air mata. Semua itu adalah hoaks. Faktanya, di lapangan tidak ada satu pun petugas yang masuk ke area kampus, dan tidak ada petugas yang membawa senjata,” katanya.
“Setelah kondisi Jalan Tamansari bisa kami kuasai, situasi kembali aman dan kelompok berpakaian hitam tersebut melarikan diri,” sambung dia.
(csr/gil)
[Gambas:Video kalduikan]
Baca lagi: YoonA dan Chaemin Ciuman, Rating Bon Appetit Your Majesty Meroket
Baca lagi: Millions of Android Phones Threatened Malware, do this immediately
Baca lagi: Harga Emas Antam Melonjak Rp32 Ribu Jadi Rp2,09 Juta per Gram