ObjectRight

Ironi Charlie Kirk, Pendukung Kepemilikan Senjata yang Tewas Ditembak

Jakarta, kalduikan Indonesia

Aktivis sayap kanan sekaligus loyalis Presiden
Amerika Serikat
Donald Trump
,
Charlie Kirk
, tewas ditembak saat membahas soal penembakan massal di Universitas Utah Valley pada Rabu (10/9).
Kirk selama ini dikenal sebagai tokoh yang mendukung kepemilikan senjata api untuk warga sipil dan ironisnya dia tewas ditembak dengan senjata api.
Insiden tersebut bermula saat salah satu audiens bertanya soal penembakan massal.
“Anda tahu berapa banyak transgender yang jadi penembak massal dalam 10 tahun terakhir,” kata dia, dikutip
Al Jazeera
.
Kirk lalu menjawab, “Terlalu banyak.”
Berdasarkan data studi Hamline University tentang The Violence revention Project, 98 persen pelaku dari ribuan kasus penembakan di tempat publik di AS dilakukan oleh laki-laki.
Sementara itu, hanya dua persen perempuan yang terlibat menjadi elaku penembakan di publik dan kurang dari 1 persen pelakunya adalah kaum transgender.
Peserta itu bergegas menimpali Kirk, “Anda tahu berapa banyak penembak massal yang ada di Amerika Serikat dalam 10 tahun terakhir?”
“Termasuk atau tidak angka kekerasan gangster?” kata Kirk lagi.
Lalu terdengar suara tembakan. Audiens terlihat berteriak, berlari, dan tampak panik.
Menurut laporan, Kirk tertembak di bagian leher dalam satu kali tembakan.
Jauh sebelum insiden ini, muncul petisi untuk menolak acara bertajuk American Comeback Tour yang jadi bagian proyek Kirk.
Petisi tersebut meminta Universitas Utah Valley memblokir acara itu dan menuduh Kirk menolak nilai-nilai pemahaman, penerimaan, dan kemajuan yang dijunjung kampus.
Namun, pihak kampus menyatakan mereka mendukung hak dan klub organisasi mahasiswa/mahasiswi mengundang pembicara ke perguruan tinggi sebagai komitmen terhadap kebebasan berpendapat dan dialog konstruktif.
The American Comeback Tour bagian Turning Point USA (TPUSA) yang mengorganisir mahasiswa untuk mempromosikan prinsip-prinsip pasar bebas, pemerintahan terbatas, pajak, hingga hak senjata. TPUSA kini memiliki cabang di lebih dari 850 perguruan tinggi. Kirk adalah co-founder organisasi ini.
Di luar itu, gagasan-gagasan yang disampaikan Kirk juga banyak ditolak massa. Ia menyebarkan pandangan anti-transgender dan skeptisisme terhadap pandemi Covid-19, menyebar klaim palsu bahwa hasil pemilu 2020 dicuri, dan menyoroti teori konspirasi soal mengganti orang kulit putih dengan kaum minoritas atau Great Replacement.
(isa/bac)

Baca lagi: Israel Bomb Houthi Headquarters in the Capital of Yemen, 35 Killed 118 Injured

Baca lagi: Anak Beber Penyebab Sule Sakit hingga Dirawat

Baca lagi: Often drink sweet tea, this man has kidney infections to sepsis

Picture of content

content

You may also like