Bandung, kalduikan Indonesia
—
Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Jabar mengingatkan guru yang menjadi penanggung jawab program makan bergizi gratis (
MBG
) di sekolah, tak merangkap jadi pencicip makanan alias
food taster
.
Hal tersebut disampaikan Ketua FAGI Jawa Barat, Iwan Hermawan, sekaligus menanggapi rencana Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan insentif Rp100 ribu terhadap guru yang menjadi penanggung jawab program MBG.
“Kita keberatan kalau memang guru dijadikan
taster food
. Jangan sampai karena sudah dapat 100 ribu, maka guru itu wajib untuk mencicipi makanan MBG sebelum kompleks siswa,” katanya, saat dihubungi wartawan, Rabu (1/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih, lanjut Iwan, sampai dengan saat ini tidak ada standar operasional prosedur kepada guru pada program MBG tersebut. Bila nanti insentif diberikan namun guru harus ikut mencicipi MBG, Iwan menganggapnya merendahkan guru.
“Jangan karena 100 ribu maka risikonya keracunan lebih dari itu. Dan sekali lagi itu bagian daripada merendahkan martabat guru, dapat Rp100 ribu dengan risiko keracunan,” katanya.
“Kalau tentara jelas yang dihadapi adalah artinya lawan dari pemerintah, orang-orang yang memang makar atau memang pemberontakan. Ini Rp100 ribu melawan bakteri. Guru harus melawan bakteri dengan Rp100 ribu risikonya,” sambung dia.
Menurut dia, yang harus memastikan santapan MBG aman adalah setiap dapur SPPG. Ia pun menduga, banyaknya kejadian keracunan MBG akhir-akhir ini, karena tidak dilakukan pengecekan keamanan oleh setiap SPPG.
“Jadi, siapa yang harus mencicipi? ya SPPG. Dan selama ini tidak terdengar SPPG yang keracunan sehingga SPPG tidak melaksanakan
test
,” katanya.
Iwan mengatakan dalam kejadian keracunan MBG di Jabar, ada satu guru yang turut mencicipi menu MBG. Guru tersebut diketahui mengajar di Cianjur.
“Yang lapor, Ibu Yayu Wahyuni. Itu Ibu SD Taruna Bakti, Desa Sarabat, Kebupaten Cianjur. Informasi yang saya terima, dia diperintahkan oleh salah seorang oknum dari SPPG untuk mencicipi dulu, akhirnya, gurunya mencicipi. Akibatnya guru itu mual-mual, muntah-muntah setelah diperiksa, ternyata keracunan makanan yang dicicipi itu dari MBG,” ucapnya.
Meski demikian Iwan tetap mengapresiasi rencana BGN memberikan insentif Rp100 ribu kepada guru penanggung jawab MBG. Dia berkata insentif itu bisa meningkatkan kesejahteraan guru walaupun bebannya bertambah karena harus mengawasi program MBG.
“Kalau kesejahteraan bagi guru, ya saya menanggapi positif. Artinya, guru yang selama ini guru tambah beban selain mengajar juga harus mengurus MBG,” ucapnya.
”
Cuman
, persoalannya yang pertama jangan sampai lupa mengajar karena
ngurus
MBG. Itu konsep utama, kan, tugas guru mengajar, itu sampingan MBG.
Jangan-jangan nanti guru dari pagi sampai siang konsentrasi ke MBG, kapan ngajarnya?” imbuh Iwan.
Terpisah, Anggota Komisi V DPRD Jabar Zainul Shofari juga mengungkap soal rencana guru diberikan insentif Rp100 ribu dari BGN. Menurutnya, seharusnya guru tidak ikut dilibatkan dalam pengawasan terhadap program MBG.
“Kasihan kalau guru ini punya beban yang luar biasa. Bekerja apa MBG? MBG itu hanya penerima manfaat kan sekolah itu. Sekarang harus turun mencicipi dan lain sebagainya. Betul secara faktual enggak ada kesulitan mungkin. Tapi kalau terlembagakan setiap makanan harus dicicipi, bukankah setiap MBG punya ahli gizi yang yakin di situ sudah disiapkan setiap hari itu,” katanya, saat dihubungi terpisah.
Zainul mengatakan seharusnya pengawasan kualitas makanan terakhir ada pada ahli gizi, bukan guru. Ia pun menilai rencana insentif ke guru dari BGN, tidak pas.
“Jangan kemudian guru terus dilibatkan pada wilayah-wilayah yang sesungguhnya tidak pernah mereka terlibat. Kalau insentifnya mau dikasihkan silakan, tapi enggak bisa kemudian terlembagakan menjadi guru itu ya, tukang mencicipi menu, tukang mencicipi rasa,” ucapnya.
“Bukankah dana pendidikan hari ini sudah banyak tersedot ke MBG, kemudian dananya tidak ada yang
nyampe
ke guru, tapi pas bagian keracunan gitu, guru
dapet
anggaran, jadi konyol gitu,” imbuhnya.
Sebelumnya, BGN mengungkap bahwa guru penanggung jawab program MBG di setiap sekolah akan mendapatkan insentif Rp100 ribu per hari.
BGN menuangkannya ke dalam Surat Edaran (SE) Nomor 5 Tahun 2025 tentang Pemberian Insentif bagi Guru Penanggung Jawab Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Penerima Manfaat.
“Sebagai bentuk apresiasi atas tambahan tugas dan tanggung jawab tersebut, kepada guru penanggung jawab Program MBG di sekolah diberikan insentif,” kata Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang melalui keterangan tertulis, Selasa (30/9).
(csr/wis)
[Gambas:Video kalduikan]
Baca lagi: Men ate junk food for 700 days, this is what happened
Baca lagi: Photo: Super Typhoon Ragasa Hang Taiwan, 14 Died & 124 Missing
Baca lagi: Daihatsu Rocky Hybrid 47.8 km per liter Daihatsu BBM test