ObjectRight

Daftar Musisi Tinggalkan Spotify, Seringai hingga Massive Attack

Situs News Indoesia Alternatif Informasi Berita Viral Terbaru

Jakarta, kalduikan Indonesia

Sederet musisi Indonesia dan internasional tinggalkan
Spotify
dengan mencabut katalog musik mereka dari platform streaming musik tersebut. Langkah itu diambil sebagai bentuk kekecewaan atas sikap CEO Daniel Ek.
CEO Spotify Daniel Ek melakukan investasi besar ke Helsing, perusahaan teknologi drone dan AI yang digunakan untuk pengembangan militer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu musisi Indonesia yang terpantau meninggalkan Spotify baru-baru ini adalah Seringai. Wendy Putranto selaku manajer mengatakan sikap itu diambil karena mereka tidak mau terlibat, termasuk tidak langsung, dalam dukungan terhadap peperangan.
Sementara itu, musisi internasional yang telah lebih dulu cabut dari Spotify ada Massive Attack. Pionir trip-hop Inggris ini menarik musik dari Spotify.
Tak hanya itu, mereka juga langsung gabung gerakan No Music for Genocide yang telah diikuti lebih dari 400 artis dan label rekaman memblokir musik mereka dari layanan streaming di Israel.
Berikut daftar musisi tinggalkan Spotify.
[Gambas:Video kalduikan]
Seringai
Wendy Putranto selaku manajer mengatakan sikap itu diambil Seringai karena mereka tidak mau terlibat, termasuk secara tidak langsung, dalam dukungan terhadap peperangan.
“Band members Seringai dan seluruh karya yang diciptakan oleh mereka menolak terafiliasi dengan kegiatan tersebut maupun menolak mendukung peperangan,” kata Wendi seperti diberitakan detikcom, Selasa (14/10).
“Betul, hanya mundur dari Spotify. [Lagu Seringai] Masih tersedia di streaming platform musik lainnya kok,” tuturnya.
Majelis Lidah Berduri
Majelis Lidah Berduri menilai Spotify berpihak pada pihak yang mendukung genosida Palestina dengan berinvestasi dalam teknologi perang, dan ikut menormalisasi sistem ekonomi neoliberal yang merugikan pekerja seni.
Sehingga, band asal Yogyakarta ini mengumumkan cabut dari Spotify pada 25 September melalui unggahan di media sosial.
“Kabar sebaris: Kami cabut dari Spotify sebab kami berdiri bersama kalian,” tulis mereka.
Leilani Hermiasih
Leilani Hermiasih atau yang dikenal sebagai Frau di atas panggung juga lebih awal cabut dari Spotify sejak September 2025.
“Ironis banget, kok seseorang yg mengembangkan platform musik, yg seharusnya merayakan kehidupan dan kebebasan, malah ikut nyumbang ke teknologi perang,” tulis Frau di
media sosialnya
.
“Kita udah capek coping lewat meme2 distopik-tahun ini waktunya lebih lantang: marah2, boikot, berserikat, bergerak bersama.”
Lanjut ke sebelah…
Massive Attack
Band legendaris asal Inggris ini mengambil sikap tegas sebagai respons investasi CEO Spotify Daniel Ek dalam perusahaan AI militer. Mereka juga menekankan pentingnya peran musisi dalam menentang kekerasan negara.
“Mengingat (dilaporkan) investasi signifikan ke sebuah perusahaan yang memproduksi drone amunisi militer dan teknologi AI yang terintegrasi ke dalam pesawat tempur, Massive Attack mengajukan permintaan terpisah kepada label kami agar musik kami dihapus dari layanan streaming Spotify di semua wilayah,” pernyataan grup itu.
Deerhof
Band indie-rock asal Amerika ini blak-blakan menolak kekayaan hasil musik digunakan untuk investasi di perusahaan teknologi tempur. Mereka menarik diri sejak awal, yakni pada 30 Juni.
“Kami menolak uang hasil kerja keras musisi digunakan untuk membiayai perang,” tulis Deerhoof.
King Gizzard & The Lizard Wizard
Band rock asal Australia ini cabut dari Spotify sejak 25 Juli. Mereka menolak kebijakan CEO Spotify, Daniel Ek, yang menanamkan jutaan dolar untuk pengembangan drone militer berbasis AI.
“Kami tidak ingin musik kami menjadi bagian dari sistem yang mendukung kekerasan dan peperangan,” ungkap band ini.
David Bridie
Musisi senior asal Australia ini menarik karyanya dari Spotify sejak 31 Juli karena alasan prinsip, “Ini bukan tentang bisnis, ini tentang kemanusiaan.”
Musisi lain yang turut hengkang dari Spotify akibat investasi Ek di Helsing ada Godspeed You! Black Emperor, band Hotline TNT, dan band Wu Lyf, hingga Skee Mask.
Respons Spotify
Seorang juru bicara Spotify kala itu mengatakan, “Spotify dan Helsing adalah dua perusahaan yang benar-benar terpisah.”
Mereka menambahkan bahwa Helsing “tidak terlibat di Gaza” dan upayanya “difokuskan pada upaya Eropa untuk mempertahankan diri di Ukraina.”
Helsing turut buka suara dengan merilis sebuah pernyataan, “Saat ini kami melihat misinformasi yang menyebar bahwa teknologi Helsing digunakan di zona perang selain Ukraina. Ini tidak benar.”
“Teknologi kami digunakan di negara-negara Eropa hanya untuk pencegahan dan pertahanan terhadap agresi Rusia di Ukraina.”
Respons dan Bantahan Spotify
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN:
1
2

Baca lagi: Fireflies and Pasolini Spirit in Valentino’s Collection

Baca lagi: Sukabumi earthquake facts on weekends, not because of the Citarik Fault

Baca lagi: Staf ATC Kena Dampak Shutdown, Ribuan Penerbangan di AS Delay Parah

Picture of content

content

You may also like