Jakarta, kalduikan Indonesia
—
Direktur Utama Perum
Bulog
Ahmad Rizal Ramdhani buka suara soal temuan
beras
bau dan apek yang ditemukan
Ombudsman
RI beberapa waktu lalu.
Ia memastikan stok beras yang tersimpan di gudang Bulog lebih dari setahun masih dalam kondisi baik dan aman dikonsumsi masyarakat.
“Bagus, baik, bagus,” kata Rizal ketika ditanya soal kualitas beras lama di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis (21/8).
Rizal menjelaskan Bulog menerapkan manajemen pergudangan dengan sistem
first in, first out (FIFO)
agar stok lama dikeluarkan terlebih dahulu.
Namun, sebelum didistribusikan, beras diperiksa secara ketat melalui proses pembersihan, pengecekan, dan fumigasi untuk memastikan tidak ada kuman, hama, atau kutu.
Jika ada beras yang rusak, Bulog akan memisahkan dan melaporkannya kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.
Rizal menegaskan sebagian besar stok lama masih layak konsumsi dan sudah disalurkan ke beberapa daerah yang mengalami kelangkaan, seperti di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.
Menurutnya, beras apek kemungkinan terjadi di titik distribusi, bukan di gudang Bulog. Pasalnya, beras di gudang Bulog disimpan dengan baik menggunakan palet agar tidak menyentuh lantai.
Ia menduga kondisi apek bisa muncul jika beras ditempatkan di ritel tanpa palet dan terkena suhu dingin dari lantai atau pendingin udara.
“Ya mungkin ini ya, kondisi itu kan macem-macem ya. Kan kadang beras itu kan ditaruhnya kan pas lagi yang ditemukan Ombudmans itu ditempatkan di retail-retail atau tidak pakai palet, tidak pake landasan, pakai AC sehingga dingin kena AC, lantai. Nah dingin kena lantai ini kan juga berpengaruh terhadap kondisi beras,” katanya.
Dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Rizal melaporkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini mencapai 3,91 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 30,3 persen atau 1,18 juta ton berusia lebih dari enam bulan. Bahkan, terdapat 194.100 ton beras yang sudah tersimpan lebih dari satu tahun.
“Usia yang lebih satu tahun adalah pengadaan tahun lalu, tahun 2024,” kata Rizal.
Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto menyoroti keberadaan stok lama tersebut. Ia meminta Bulog segera mengeluarkan beras berusia lebih dari setahun agar perputaran stok berjalan baik dan sesuai prinsip FIFO.
Sebelumnya, Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengungkap adanya stok beras sisa impor tahun lalu yang masih tersimpan di gudang Bulog dengan kondisi bau apek. Ia menyebut sebagian beras berusia lebih dari satu tahun.
Menurut Yeka, bau apek bukan berarti beras tidak layak konsumsi, karena masih bisa diolah kembali.
Namun, aturan Badan Pangan Nasional (Perbadan Nomor 2 Tahun 2023) melarang pelaku usaha mengolah beras apek untuk perdagangan. Larangan ini membuat penyerapan stok Bulog terhambat sehingga menimbulkan penumpukan, sementara pasokan di pasar terbatas.
[Gambas:Video kalduikan]
(del/agt)
Baca lagi: Manis Berlebih Bisa Picu Diabetes, Begini Proses Gula dalam Tubuh
Baca lagi: Suami Mpok Alpa Buka Suara soal Raffi Ahmad Mau Bantu Pendidikan Anak
Baca lagi: List of 12 Indonesian U-23 national team players: Struick-Raven has the potential for duet