ObjectRight

Bahlil Minta Publik Percaya Data BPS: Masa Percaya Medsos?

Situs News Indoesia Alternatif Informasi Berita Viral Terbaru

Jakarta, kalduikan Indonesia

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (
ESDM
)
Bahlil Lahadalia
meminta masyarakat untuk mempercayai data yang dirilis Badan Pusat Statistik (
BPS
) sebagai rujukan resmi dalam menilai kondisi ekonomi nasional.
Bahlil menegaskan, BPS merupakan lembaga negara yang memiliki mandat dan kredibilitas dalam penyajian data pembangunan, termasuk pertumbuhan ekonomi.
“BPS ini adalah badan yang harus dipercaya oleh semua orang. Masa mau percaya media sosial daripada BPS? Kan enggak bisa dong,” ujar Bahlil dalam acara penandatanganan kerja sama antara Kementerian ESDM dan BPS di Kementerian ESDM, Selasa (14/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahlil menilai publik seharusnya memberikan apresiasi kepada BPS, bukan justru meragukan hasil kajian lembaga tersebut. Menurutnya, sikap skeptis terhadap capaian positif justru menghambat semangat nasional dalam membangun ekonomi.
“Kalau BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi sekian, ya sudah. Kenapa harus protes? Kita ini kadang-kadang kalau yang berhasil ragu untuk mengakui, tapi kalau yang tidak berhasil suka diolok-olokin,” katanya.
Ia menambahkan bangsa yang besar harus memiliki rasa percaya diri terhadap kemampuan anak negeri sendiri, termasuk dalam hal pengelolaan data dan kebijakan ekonomi.
“Kita ini bangsa besar yang harus percaya diri kepada kemampuan bangsa dan anak-anak negeri ini,” lanjutnya.
Bahlil juga menyoroti pentingnya data akurat sebagai dasar pengambilan keputusan pemerintah, terutama dalam program-program kerakyatan di sektor energi dan sumber daya alam.
Ia menegaskan kerja sama antara ESDM dengan BPS menjadi langkah penting menuju kebijakan berbasis data yang kredibel.
“Data itu bukan sekadar angka, tapi arah kebijakan. Dengan data yang valid, kita bisa memastikan bahwa program energi kita berpihak pada rakyat,” ucapnya.
Menurut Bahlil, kolaborasi dengan BPS diharapkan dapat memperkuat transparansi dan objektivitas dalam penyusunan kebijakan energi nasional, terutama dalam penyaluran subsidi LPG dan BBM yang lebih tepat sasaran.
“Langkah-langkah ini adalah bagian daripada menuju kepada kedaulatan energi dan di samping itu memang kita harus meningkatkan pendapatan negara,” pungkasnya.
[Gambas:Video kalduikan]
(ldy/dhf)

Baca lagi: CAS Putuskan Banding Kasus Visa Atlet Senam Israel Selasa Hari Ini

Baca lagi: 2 Commissioners and 1 Director of Astra International Resign

Baca lagi: The issue of ojol is prohibited from using Pertalite in ESDM denied

Picture of content

content

You may also like