ObjectRight

Nasib Suram Industri Komponen Otomotif Harap Bantuan Pemerintah

Situs News Indoesia Alternatif Informasi Berita Viral Terbaru

Jakarta, kalduikan Indonesia

Rachmat Basuki, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) menyatakan pihaknya membutuhkan tindakan nyata dari pemerintah pada
industri otomotif nasional
guna meredam meredam PHK massal melanda industri komponen otomotif Indonesia.
Menurutnya PHK massal di beberapa perusahaan komponen otomotif karena penurunan penjualan kendaraan di pasar domestik, sementara impor mobil listrik (battery electric vehicle/BEV) secara utuh alias completely built up (CBU) tidak membantu mendongkrak penjualan mobil di Indonesia.
“Sepertinya gerakannya (pemerintah) kurang cepat, khawatirnya kami kalau kondisi pasar terus turun yang pasti pengurangan karyawan enggak bisa dihindari,” kata Rachmat kepada kalduikanIndonesia, Rabu (27/8).
Sebagai asosiasi, kata dia, GIAMM telah memberi usul kepada pemerintah agar mereka mau memberikan insentif kepada produk otomotif yang menggunakan banyak komponen lokal.
“GIAMM usul ke Pemerintah kalau bisa ada PPnBM-DTP untuk produk-produk yang punya lokal content di atas 60 persen seperti waktu covid 19 akan menaikkan pasar domestik dan menaikkan suplai komponen ke Pabrik mobilnya,” ucap Rachmat.
“Ya logikanya seperti itu, kalau ordernya berkurang terus, yang bekerja harus dikurangi untuk perusahaan bisa bertahan,” ujar Rachmat kemudian.
Ia melanjutkan PHK pada industri komponen otomotif telah berjalan sejak pertengahan 2024.
Ia tak menyebut berapa jumlah pekerja terdampak, namun dari laporan perusahaan anggota GIAMM, jumlah karyawan kena PHK bervariasi mulai dari 3 persen sampai 23 persen dari total pekerja sejumlah perusahaan komponen.
Saat ini GIIAM beranggotakan 250 perusahaan komponen berskala kecil hingga berstatus industri semi padat karya.
“Berdasarkan informasi anggota, pengurangan karyawan sebenarnya mulai terjadi di pertengahan 2024. Berdasarkan info per Juli kemarin pengurangan karyawan bervariasi 3-23 persen tergantung dari jenis perusahaan masing-masing,” tukas Rachmat.
Rachmat menambahkan PHK yang terjadi merupakan akumulasi atas situasi pasar otomotif yang lesu sejak 2023.
Ia mengurai kondisi pasar otomotif yang amburadul membuat pasokan komponen ke pabrikan turun sekitar 28 persen, per 22 Juli 2025.
Selain itu meningkatnya impor truk CBU untuk kebutuhan pertambangan turut menekan pasar otomotif. Sementara itu pasar mobil listrik di Tanah Air memang mengalami pertumbuhan, tetapi kendaraan jenis ini tak membutuhkan komponen sebanyak mobil konvensional.
“Itu membuat total pasar tergerus lebih dari 38 persen. Dan dengan sangat terpaksa beberapa industry komponen atau part yang tidak bisa export mengurangi karyawannya,” ucap dia.
Penjualan mobil dan motor turun
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan retail kendaraan roda empat dan lebih Januari-Juli 2025 mengalami penurunan, yaitu 10,8 persen, dari 508.041 unit menjadi 453.278 unit pada periode sama tahun lalu.
Penurunan juga terjadi untuk wholesales Januari-Juli 2025 sebesar 10,1 persen, di mana pada tujuh bulan pertama 2024 distribusi mencapai 484.250 unit, sedangkan kini 435.390 unit.
Tak hanya mobil, penjualan roda dua juga surut pada Januari-Juli 2025 menjadi 3.691.677 unit, sedangkan periode serupa tahun kemarin berjumlah3.769.895 unit.
(ryh/mik)
[Gambas:Video kalduikan]

Baca lagi: Sutradara Bocorkan Ide Cerita Sekuel Kpop Demon Hunters

Baca lagi: Warga Australia Cemas Keluarganya di Iran Jadi Target IRGC

Baca lagi: Media Belanda Kaget Pengumuman Thom Haye ke Persib Heboh

Picture of content

content

You may also like